Jumat, 24 Mei 2013

LAMONGAN PEROLEH RATA-RATA NEM TERTINGGI DI JAWA TIMUR PADA UN 2013



Lamongan Raih Nilai Tertinggi UN 2013 Tingkat SMA Sederajat


Surabaya - Nilai Ujian Nasional (UN) rata-rata per daerah tertinggi diraih oleh Kabupaten Lamongan, 8,50. Urutan ranking tersebut ditutup oleh nilai UN rata-rata wilayah Kota Surabaya yang hanya mencapai 8,10.

Ya, Kota Surabaya menduduki urutan nomor 11 setelah Kota Mojokerto. Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto dan Kota Surabaya memiliki nilai rata-rata UN 8,10.

"Nilai rata-rata UN tertinggi diraih Kabupaten Lamongan, kemudian disusul Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kabupaten Bojonegoro dan Kota Pasuruan," kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Harun kepada wartawan, Kamis (23/5/2013).

Setelah Kota Pasuruan, urutan tersebut disusul oleh Kabupaten Madiun dengan nilai 8,15, Kota Kediri 8,12, Kota Madiun 8,11, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto dan Kota Surabaya dengan nilai 8,10.

Kabupaten Lamongan yang menduduki peringkat pertama meraih nilai rata-rata UN 8,50. Peringkat kedua Kabupaten Sidoarjo 8,42, peringkat tiga Kabupaten Gresik 8,34, peringkat empat Kabupaten Bojonegoro 8,22 dan peringkat lima Kota Pasuruan 8,21.

Sementara itu, total nilai UN murni tertinggi SMA tahun ajaran 2012-2013 diraih oleh Program IPA SMA Dr Musta'in Romly Lamongan dengan total nilai 53,96. Total nilai UN tertinggi untuk program IPS diraih SMAN 3 Lamongan. Total nilai UN tertinggi untuk program Bahasa diraih SMAN 1 Manyar Gresik dengan nilai 51,15. Total nilai tertinggi UN untuk program Agama diraih MA Tarbiyatut Tholabah Lamongan dengan nilai 52,59.

HASIL UN JAWA TIMUR TAHUN 2013



SURABAYA— Sepuluh dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur dinyatakan lulus Ujian Nasional 2013 tingkat SMA/MA/SMK 100 persen.
Bahkan Jatim juga menjadi provinsi dengan peringkat pertama tingkat kelulusan UN yang tertinggi se-Indonesia.
“Walaupun UN 2013 memiliki 20 jenis paket soal UN, tapi tingkat kelulusan di Jatim mencapai 99,9 persen untuk SMA/MA dan 99,77 persen untuk SMK, bahkan ada sepuluh daerah yang lulus 100 persen,” kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim H Harun di Surabaya, Kamis (23/5).
Ia menjelaskan sepuluh daerah dengan tingkat kelulusan 100 persen adalah Lamongan, Batu, Kota Mojokerto, Kota Blitar, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Tulungagung, Kota Pasuruan, Kabupaten Malang, dan Banyuwangi.
“Secara keseluruhan, peserta UN 2013 di Jatim mencapai 220.740 siswa SMA dan MA dengan 154 siswa yang tidak lulus, sehingga tingkat kelulusan rata-rata mencapai 99,93 persen dan siswa tidak lulus hanya 0,070 persen,” katanya.
Untuk UN tingkat SMK di Jatim tercatat 176.633 peserta dengan 408 peserta yang tidak lulus, sehingga tingkat kelulusan mencapai 99,77 persen dan siswa tidak lulus mencapai 0,23 persen.
Di sela-sela pertemuan dengan kepala dinas pendidikan se-Jatim tentang pengumuman tingkat kelulusan UN 2013 untuk SMA/MA/SMK, ia menjelaskan daerah lain juga hanya memiliki 3-24 siswa yang tidak lulus.
“Itu pun belum tentu dia ikut ujian dan tidak lulus, karena mungkin saja namanya sudah tercatat sebagai peserta UN, tapi dia pindah sekolah, menikah, sakit, dan alasan lainnya, sehingga ada yang ikut UN di tempat lain atau ikut Kejar Paket,” tambahnya.
Menurut dia, sukses Jatim itu karena sinergi yang baik antara Disdik Jatim, Kemenag Jatim, Polda Jatim, dan para rektor di Jatim yang menjadi pengawas.
“Kami bangga, karena sinergi berjalan baik, termasuk peran percetakan di Jatim yang baik juga mendukung keberhasilan itu, sebab kalau kacau tentu akan berpengaruh,” pungkas Harun.

JUARA PEROLEHAN NILAI TERTINGGI UN 2013 TINGKAT NASIONAL



Daftar Peringkat UN 2013, Siswa Bali Juara Tingkat Nasional
JAKARTA – Pelajar dari Provinsi Bali memiliki nilai tertinggi pada hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2013.
Ia adalah Ni Kadek Vani dari SMA Negeri 4 Denpasar Bali.
Ni Kadek memiliki nilai rata-rata UN murni 9,87.
Selanjutnya siswa terbaik kedua tingkat nasional bernama Aditya Agam Nugraha dari SMA Negeri 1 Surakarta dengan nilai rata-rata UN 9,78.
Pada posisi ketiga ada pelajar bernama Helena MarthafrisKa dari SMA swasta Methodist 2 Medan dengan nilai rata-rata 9,78.
Pelajar Bali juga mengisi terbaik keempat dan kelima masing-masing dari SMA Negeri 4 Bali yaitu Made Hyang Wikananda dan Luh Putu Lindayani dengan nilai rata-rata 9,76.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh mengatakan, juara enam ditenggeri siswa dari DKI Jakarta bernama Elva Vidya Dari SMK BKP Penabur 5 dengan nilai rata-rata 9,75.
                Lamongan tahun ini tidak ada yang meraih peringkat tertinggi Nasonal . Mengapa ?
Perlu kita intruspeksi diri lagi , mengenai beberapa perubahan pengelolaan pendidikan  yang pernah dilakukan tahun-tahun sebelumnya  :
1. Sistem seleksi penerimaan siswa Baru masuk SMA
2. Pelaksanaan PBM dalam kelas
3. Pemanfaatan sumber belajar, tambahan buku-buku pepustakaan,  penggunakaan internet dll
4. Menejemen sekolah yang kurang efektif
5. Pemanfaatan sarana prasarana yg kurang memadai
6. Penunjang mata pelajaran UN SMA ( Misalnya: Tofel Bahasa Inggris, Lab dll).
7. Persiapan siswa dalam menempuh ujian belum maksimal